Alhamdulillah.... Akhirnya mulai mengekspresikan diri lagi... Berdakwah melalui tulisan.. Semoga bisa membawa manfaat bagi siapa saja yang membacanya... ^^ -RENUNGAN HATI- Y Rabb.. Seandainya telah kau catatkan dia milikku, tercipta untuk diriku, maka satukanlah hatinya dengan hatiku. Y Rabb.. Titipkanlah kebahagiaan, ku harap dia adalah yang terbaik untukku.. Aku menyukai mu dengan 'RASA' bukan dengan 'KATA'. Dan aku mencintaimu dengan 'TULUS' bukan dengan 'KEPALSUAN'.
Sabtu, 26 November 2011
Jembatan Kutai Kartanegara Runtuh
Jembatan Kutai Kartanegara di atas Sungai Mahakam, Tenggarong, Kalimantan Timur, Sabtu (26/11/2011) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kejadian ini bertepatan dengan diadakannya Kompetisi Jembatan Indonesia ke-7 di Balairung UI. Suatu hal yang sangat ironis sekali. Dan ini merupakan sebuah musibah besar dalam dunia teknik sipil Indonesia..... Bagaimana mungkin sebuah jembatan type suspension cable bridge sepanjang +/- 720 meter ini bisa ambruk dalam hitungan detik ????
Informasi Infrastruktur
Propinsi: Kalimantan Timur
Tahun Selesai: 1999
Panjang Total: 705,00 m
Bentang Terpanjang: 270,00 m
Lebar: 900 m
Tipe Bangunan Atas: Jembatan Gantung
Tipe Bangunan Bawah: Tiang pancang Baja
Metode Pelaksanaan: Heavy Lifiting
Kontraktor: PT. Hutama Karya
Konsultan : PT. Perencana Jaya
Lokasi: Kota Tenggarong
Ada 3 hal yang memungkinkan jembatan Tenggarong rubuh dalam umur yang muda.
Pertama, penyimpangan pada tahap perencanaan, apakah parameternya sudah sesuai atau belum. Tentu saja hal ini akan menentukan kekuatan suatu jembatan mulai dari ukuran, bentuk, dan jenis bahan yang digunakan.
Kedua, penyimpangan pada saat pelaksanaan pembangunan, tentu saja hal ini menentukan kekuatan dan batas umur suatu bangunan. Spesifikasi bahan yang digunakan tentu harus sama dengan yang ada dalam perencanaan. tetapi apabila berbeda maka pengaruhnya sangat besar.
Tentu saja jumlah baut yang seharusnya digunakan delapan ternyata yang digunakan hanya enam, pasti akan berbeda hasil dan kekutannya. Kemudian pada ukuran besi bila seharusnya digunakan besi ukur 10 tentu kekuatannya akan berbeda dengan menggunakan besi ukuran delapan. Merk dan negara pembuat pun akan berbeda kualitasnya. Misalnya seharusnya menggunakan baut buatan jerman, tetntu akan berbeda kekuatannya dengan menggunakan baut buatan Cina.
Ketiga, pengawasan atau pemeliharaan rutin atau berkala yang harus dilakukan terhadap jembatan tersebut. Hal tersebut pun tentu sangat berpengaruh untuk mengecek setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan tersebut. Bila ada perubahan beban dalam penggunaan jembatan tersebut, tentu saja ada yang berubah dalam kontruksinya. Bila bebanya terlalu berlebih, maka kabel baja yang digunakan dalam jembatan tersebut akan bergerak yang bisa mengakibatkan kelelahan pada kabel baja tersebut.
Tetapi untuk mengetahui penyebab yang sebenanrnya tentu pihak Pekerjaan Umum (PU) harus melakukan investigasi terhadap perencanaan, pelaksanaan, bahkan pada tahap pengawasan atau maintena. Sehingga bisa diketahui penyebab pasti rubuhnya jembatan gantung terpanjang di Indonesia...
waktu kejadian jembatan dengan total panjang 1050 m yg memakan biaya 150 M itu lagi di betulin. kan sistemnya menggunakan cable stayed atau lebih tepatnya jembatan gantung, dan tendon2 pengaku kabel lagi2 dilonggarin akibatnya si cable stay tersebut tidak mampu lagi menahan beban2 yang ada di jembatan itu dan akibatnya hanya dalam 30 detikan gitu jembatan rubuh. prinsipnya gini....Pada jembatan gantung, beban lalu lintas kendaraan dan manusia pertama kali ditahan konstruksi dek jembatan.Dari dek, beban diteruskan ke kabel penggantung atau kabel vertikal (hanger). Lalu, beban disalurkan ke kabel lengkung atau kabel utama.Dari kabel utama, beban disalurkan ke tiang jembatan (pylon). Dari tiang jembatan inilah beban disalurkan ke pondasi jembatan di tanah. Pada Jembatan Kartanegara yang runtuh, dek berupa rangka baja menyembul di atas air sungai pada bagian tepi jembatan. Yang di bagian tengah sudah tenggelam. Bagian jembatan yang tersisa adalah pylon. pencegahan ya bentangnya jangan panjang2 buat mengurangi gaya puntir akibat Wind load (angin kencang). terus kabelnya pake baja yang kuat terutama kabel utama maupun kabel samping. logikanya sih kalo sih kalo ada kabel yang putus, seharusnya kabel sampingnya mampu menahan. tapi kalo udah sampe 3 biji kabel putus bisa bahaya tuh...nimbulin efek domino, akibatnya rubuh atau ambruk gitu deh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sebenernya semua itu bisa dihindari ko,,kalo aja sang perencana juga ngerencanain bahaya terhadap fatigue-nya...
BalasHapustapi sayangnya "hampir semua" jembatan yang ada di Indonesia itu tidak diperhitungkan terhadap fatigue-nya,,padahal itu termasuk hal terpenting dalam mendesign suatu jembatan...
jadi klo menurut gw,,jgn terlalu memvonis pelaksana/kontraktor lah... ;)
weleh,.
BalasHapusweleh,.
BalasHapus