Laman

WELCOME

Kamis, 22 Desember 2011

UP TO DATE! Sebuah Pencerdasan : Quo Vadis PILDIR PNJ 2012-2016, Mengenal Lebih Dekat. (Bagian 2 - End) Oleh : Fadly Alwahdy (Alumni AK PNJ 2008)


Pada tahun 2011 ini setidaknya 3 dari 6 politeknik negeri tertua di Indonesia sedang melangsungkan pemilihan direktur. Politeknik Negeri Medan (Polmed) dipertengahan tahun ini menempatkan Syahruddin,S.T.,M.T. sebagai Direktur Polmed yang baru. Pada November 2011 lalu, Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) juga kembali memilih RD. Kusumanto,S.T.,M.M. sebagai Direktur Polsri untuk periode yang kedua kalinya. Satu politeknik lainnya yang sedang melangsungkan regenerasi pimpinan kampus adalah kampus perjuangan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Seperti yang telah penulis paparkan dalam tulisan sebelumnya 29/11/2011, “Sebuah Pencerdasan : Quo Vadis PILDIR PNJ 2012-2016, Mengenal Lebih Dekat” (Bagian 1). Setelah terpilih 6 bakal calon direktur PNJ dari tahap penjaringan, pada tanggal 30 November 2011 Drs.Elwas Amran,S.H. selaku ketua Panitia Pemilihan Direktur (PPD) memberikan informasi bahwa telah terpilih 3 calon direktur yaitu Abdillah,S.E.,M.Si. (AN); Drs.Agus Setiawan,M.Kom. (TE) dan Kusumo Dradjad Sutjahjo,S.T.,M.Si. (TS) dalam sidang pleno senat tertutup.
Selanjutnya, hari Kamis 15 Desember 2011 jam 13.00 di Gedung Serba Guna, ada dialog terbuka dengan ketiga calon direktur tersebut. Namun dalam kesempatan yang baik ini, hanya dua calon direktur yang memenuhi undangan untuk hadir, yaitu Pak Agus dan Pak Abdillah. Adapun Pak Kusumo berhalangan hadir karena dalam kondisi yang kurang sehat. Dalam dialog terbuka tersebut kedua calon direktur yang hadir sepakat menandatangani Tujuh Harapan Mahasiswa PNJ yang isinya sebagai berikut :
Revitalisasi pelaksanaan sistem pendidikan politeknik dan melaksanakan peningkatan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.
Peningkatan dan perbaikan seluruh fasilitas akademis dan non-akademis.
Transparansi dana kemahasiswaan, kompensasi, dan simpanan wajib koperasi mahasiswa.
Peningkatan segala bentuk kerja sama dengan industri ataupun instansi pemerintahan.
Pertegas dan perjelas status PNJ.
Penyelenggaraan KPSPP oleh mahasiswa dan penyaluran beasiswa yang berkeadilan.
Reformasi birokrasi.
Hari penentuan pun tiba. Kemarin hari Selasa, 20 Desember 2011 bertempat di aula gedung direktorat lantai 3 dilaksanakan sidang pleno senat tertutup dengan agenda pemilihan direktur PNJ periode 2012-2016 sejak pukul 09.00 bersamaan disaat para mahasiswa sibuk dengan Ujian Akhir Semester (UAS). Perlu diketahui total ada 47 suara dengan komposisi 30 suara senat (65%) dan 17 suara perwakilan mendikbud (35%). Kurang lebih pada pukul 15.00 akhirnya diketahui hasil perhitungan suara yaitu sebagai berikut : Abdillah,S.E.,M.Si. menang telak dengan memperoleh 30 suara (63,83%), Drs.Agus Setiawan,M.Kom. memperoleh 9 suara (19,15%) dan Kusumo Dradjat Sutjahjo,S.T.,M.Si. memperoleh 7 suara (14,89%) dan 1 suara (2,13%) abstain.

Banyak yang tak mengira Pak Abdillah unggul dalam pemilihan direktur kali ini, mengingat ada kandidat lain yang patut diperhitungkan yaitu Pak Agus yang kini menjabat Pudir III bidang Kemahasiswaan yang dianggap lebih familiar dengan internal civitas akademika bahkan eksternal kampus.
Sebelum tulisan ini dipublikasikan, sejujurnya penulis memprediksi bahwa Pak Abdillah memang kandidat terkuat dalam pemilihan direktur PNJ saat ini. Analisa penulis, dari segi pengalaman dan peta politik, beliau memiliki beberapa keunggulan dari kedua rivalnya. Pada tahun 2007 lalu, beliau masuk nominasi tiga calon direktur PNJ 2008-2012 bersama Prof.Dr.Ir.Johny Wahyuadi Mudaryoto,DEA. yang kemudian terpilih menjadi direktur saat ini dan Ir.Heddy Rohandi Agah,M.Eng. sang calon incumbent. Walau pada saat itu Pak Abdillah hanya berhasil diposisi ke-3, namun itu menjadi bekal pengalaman sangat berharga dalam menyiapkan strategi dan langkah yang taktis dalam kancah pemilihan direktur PNJ kedua kalinya ini. Dari segi peta kekuatan politik di kalangan para senat pun ada nilai unggul tersendiri. Kita ketahui Pak Abdillah dosen dari jurusan Administrasi Niaga (AN) yang notabene memiliki hubungan emosional dengan jurusan Akuntansi (AK) sebab pada mulanya AK-AN itu berada dalam satu jurusan Tata Niaga sejak 1986 sampai 1992. Jika ditelaah lebih lanjut, dari total 30 anggota senat, ada 10 orang yang merupakan dosen AK-AN yaitu Pudir I, Pudir II, Kajur AK, Kajur AN, 4 orang perwakilan AK dan 2 orang perwakilan AN. Artinya minimal sudah 1/3 total suara senat telah dikuasai tim solid Tata Niaga pendukung Pak Abdillah. Ditambah 3 suara anggota senat lainnya yang memilih untuk bergabung mendukung Pak Abdillah. Belum lagi ditambah 17 suara perwakilan kemendikbud yang jika dilihat dari hasil perhitungan suara semakin menegaskan kemenangan Pak Abdillah. Kalaupun suara perwakilan kemendikbud tidak ada dalam peraturan dan sepenuhnya hak anggota senat, maka Pak Abdillah tetap menang. Tak dapat diragukan lagi, dengan meraih 30 suara dari total 47 suara (63,83%) atau lebih dari 50% sudah memastikan langkah Pak Abdillah menduduki kursi Direktur PNJ periode 2012-2016.
Dengan diumumkannya Abdillah,S.E.,M.Si. sebagai direktur PNJ terpilih, tentu telah mematahkan “rezim Insinyur” sebagai pimpinan PNJ. Sejarah mencatat selama ini PNJ dipimpin oleh direktur dengan berlatar belakang pendidikan teknik. Sebut saja empat direktur PNJ terakhir yakni Dr.Ir.Bagio Budihardjo,M.Sc. (Teknik Komputer-FTUI), Drs.Jusafwar,S.T. (Teknik Mesin-PNJ), Ir.Heddy Rohandi Agah,M.Eng. (Teknik Sipil-FTUI) dan Prof.Dr.Ir.Johny Wahyuadi Mudaryoto,DEA. (Teknik Metalurgi-FTUI). Seolah-olah politeknik hanya identik dengan bidang teknik, padahal di dalamnya juga ada program studi non-teknik. Masyarakat pun sering menilai politeknik itu sekolah teknik, padahal definisi politeknik itu sendiri adalah sekolah tinggi kejuruan. Pak Abdillah menjadi direktur kedua yang berasal dari internal PNJ setelah Drs.Jusafwar,S.T. dari jurusan Teknik Mesin. Namun beliau mungkin direktur PNJ terpilih pertama dan satu-satunya direktur dengan latar belakang non-teknik di politeknik umum seluruh Indonesia dalam naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Tidak seperti dua kandidat lainnya, agak sulit untuk menemukan biodata direktur PNJ terpilih ini. Berikut sedikit kilas balik untuk mengenalnya. Abdillah,S.E.,M.Si. Mantan ketua jurusan Administrasi Niaga ini lahir pada tanggal 9 Maret 1959. Meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada 11 November 1987 dari Jurusan Ekonomi/Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember (FE UNEJ) dan gelar Magister Sains (M.Si.) pada 4 Januari 2007 dari Program Administrasi dan Kebijakan Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Sejak tahun 1989 beliau tercatat sebagai dosen tetap pada jurusan Administrasi Niaga PNJ pengampu mata kuliah Matematika Keuangan dan Statistik. Menurut sebagian besar mahasiswa yang diajarnya, beliau adalah sosok bapak yang penyabar, pengertian, baik dan menyenangkan. Beliau pun terbuka kepada anak didiknya dengan sering bercerita tentang diri dan keluarganya di kelas.
Berikut ini beberapa kutipan pesan singkat dari anak didiknya baik yang masih kuliah maupun sudah alumni dari jurusan Administrasi Niaga yang menggambarkan sosok beliau :
“Hmm.. Pak Abdillah itu, sabar ngadepin mahasiswa yg gak ngerti2, humoris bgd, pengertian bgd, baik, hobinya cerita tentang dirinya dan keluarganya, menyenangkan deh. Kalo marahin gak mencak2, masih keliatan sabarnya.” (NU – angkatan 2009)
“Pak Abdillah orangnya seneng cerita, seneng bercanda, seru orangnya easy going, gak kaku. Kalo gak salah dulu juga pernah jadi Kajur AN deh. Orangnya gak akademik2 bgd, soalnya ngertiin orang2 yg suka ‘bolos’ gara2 kegiatan kampus. Orangnya juga enak untuk diajak curhat, kebetulan dia Pembimbing Akademik gw juga dulu.” (MR – angkatan 2008)
“… Beliau sosok yang bijaksana, religius, ramah, dan mau menerima masukan.” (FI – angkatan 2010)
Ada juga yang berisi harapan kepada direktur PNJ terpilih, berikut kutipannya :
“Subhanallah direktur PNJ pertama dari jurusan Administrasi Niaga. Beliau unik, lucu, tenang, dan punya pengalaman menjadi Kajur AN itu juga yang mengantarkan beliau terpilih menjadi Direktur PNJ 2012-2016. Semoga bisa menghadirkan ruh politeknik yang semakin lama semakin pudar (dicipline, study oriented, sopan santun) tanpa mengabaikan perkembangan teknologi dan dunia pendidikan yang up to date. Dan semoga dapat menjalankan amanahnya dgn baik sampai akhir periode.” (ASA – angkatan 2008)

Semoga direktur terpilih akan selalu mengingat dan konsisten memperjuangkan nilai-nilai politeknik. PNJ sebagai salah satu politeknik negeri tertua dan terbesar di Indonesia, tetap menjadi kampus yang otonom dan memiliki identitas yang jelas. Sesuai dengan sifat pendidikan politeknik, memberikan keterampilan intelektual dan skill secara proporsional disamping menekankan keterampilan mental, sebagai multi-discipline school yang menyelenggarakan pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan I keahlian khusus dengan bobot, jangkauan dan ruang lingkup yang luas tidak sebatas sampai Diploma IV, namun juga bisa menjadi pelopor program pascasarjana terapan bertahap dengan Sp-1 (setara magister) dan Sp-2 (setara doktor) seperti di negara maju Jerman, Swiss dan Belanda. PNJ dapat mengembangkan kemampuannya bermitra kerja kelembagaan (link) dengan dunia usaha dan industri secara saling menguntungkan dan sinergi sehingga politeknik selalu relevan (match) dengan dunia kerja. PNJ juga mampu mengamalkan wawasan kewirausahaan (entrepreneurship). Satu hal lagi yang terpenting, PNJ tetap menjadi kampus rakyat yang terbuka untuk semua anak bangsa.

Sesuai dengan judul tulisan ini, quo vadis yang bermakna “mau dibawa kemana”. Semoga sang nahkoda baru ini dapat membawa bahtera PNJ ke pulau tujuan bersama, kemajuan kampus tercinta. Selamat menjalankan amanah Pak Abdillah, tetaplah menjadi Pak Abdillah yang selama ini dikenal. Kita nanti ide cemerlang dan kerja nyata teamwork pimpinan PNJ yang baru mulai 2012. You will never walk alone, Sir…

Fadly Alwahdy
Alumni, Akuntansi Angkatan 2008
dan Pemerhati Politeknik


Foto : ketiga calon Direktur PNJ, Pak Kusumo (Kiri Kacamata), Pak Abdillah (Berdiri) dan Pak Agus (Kanan)
Narasumber : beberapa mahasiswa dan alumni jurusan AN PNJ
Referensi : rahasia, terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan