Laman

WELCOME

Senin, 12 Desember 2011

Jembatan Akses Marunda ROBOH....T_T


Jembatan Akses Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, runtuh. Jembatan yang menghubungkan Jalan Bulak Cabe, dengan Kampung Sawah di kawasan Jalan Cakung Drain Cilincing itu diberitakan roboh Minggu dini hari (11/12/2011) pukul 02.00 WIB.

"Runtuh antara jam 2 sampai jam 3," ujar Ery Basworo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Minggu. "Yang bentang 30 meter ini terdiri dari enam balok. Enam ini sudah diangkat. Entah ada sesuatu, yang paling selatan oleng, lalu mengenai jembatan lain. Jadi efek domino," ujarnya.

Jembatan yang melintasi Kali Cakung itu runtuh setelah lima lajur penahannya ambruk. Sejauh ini belum ada laporan adanya korban akibat runtuhnya jembatan itu. Polisi masih menyelidiki penyebab runtuhnya tiang pancang jembatan yang masih dalam tahap pengerjaan.

Diduga jembatan runtuh karena strukturnya belum kuat menahan beban akibat beton cornya belum cukup kering. Sejauh ini belum diberitakan adanya korban jiwa dalam kejadian ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan, tidak ada kesalahan konstruksi dalam pembangunan Jembatan Akses Marunda yang rubuh pada Minggu (11/12/2011) dini hari.

Ery mengatakan, rubuhnya enam tiang pancang untuk jembatan tersebut disebabkan oleh salah satu tiang beton yang oleng saat diangkat dengan crane. Ery mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki penyebab olengnya balok beton tersebut. "Tidak ada kesalahan kontruksi. Buktinya tiang yang di sebelahnya masih utuh," kata Ery saat dihubungi via telepon, Minggu siang.

Secara terpisah, Manajer PT Bunga Tanjung Raya, Onasis, selaku kontraktor proyek, mengatakan bahwa pada saat pemasangan, kabel sling balok yang akan dipasang miring. "Lalu, menimpa balok yang sudah berdiri dan akibatnya ambruk," katanya kepada Antara.

Jembatan di Jalan Arteri, Cilincing, Jakarta Utara, yang menjadi akses Marunda ke Cilincing itu ambruk sekitar pukul 03.00 WIB dini hari tadi. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Balok-balok beton yang akan dipasang di badan jembatan tersebut berukuran tinggi 1,60 meter dengan lebar sekitar 70 sentimeter. Enam balok sepanjang 30,8 meter dipasang berjejer.

Seorang petugas konstruksi di lokasi proyek itu menduga balok yang digunakan untuk membangun jembatan tersebut tidak kuat dan belum kering. Kerugian akibat kejadian ini diperkirakan mencapai Rp750 juta.

"Ada enam balok beton yang patah, harganya masing-masing Rp 110 juta. Ditambah lagi biaya angkat dengan crane," katanya.

Proyek Jembatan Marunda dengan anggaran sebesar Rp 17,7 miliar tersebut direncanakan akan selesai Mei 2012.
Pemerintah menyerahkan seluruh tanggung jawab pembangunan Jembatan Marunda, Jakarta Utara, kepada kontraktor, yakni PT Bunga Tanjung Raya. Kontraktor diminta menyelesaikan pembangunan sesuai target pada April 2012 .

Hal itu dikatakan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke saat meninjau lokasi rubuhnya bangunan jembatan, Minggu (11/12/2011) siang.

"Itu semua masih tanggung jawab kontraktor. Dinas PU (Pekerjaan Umum) akan meminta pemborong segera menyelesaikan sesuai waktu," kata Foke.

Sebagian bangunan jembatan roboh sekitar pukul 03.00 WIB tadi. Onasis, salah satu manager PT Bunga Tanjung Raya, menjelaskan, peristiwa bermula ketika pekerja memasang enam balok sebagai pondasi jalan masing-masing sepanjang 30 meter.

Ketika memasang balok terakhir di sisi paling kanan, katanya, entah bagaimana, balok itu menyenggol balok di sebelah. "Jadi efek domino. Balok keenam nyenggol balok lain terus keluar dari jalurnya lalu jatuh ke bawah," jelas Onasis ketika ditemui Kompas.com di lokasi.

Lima balok terjatuh tepat di samping kali. Kelima balok itu terbelah menjadi beberapa bagian. Adapun satu balok di paling kiri masih terpasang. Tak ada korban akibat peristiwa itu. Dua pekerja masih dimintai keterangan dari pihak kepolisian.

Pengamatan Kompas.com, dari total panjang jembatan, yakni 620 meter, tinggal 70 meter lagi yang belum tersambung. Selain balok selebar 30 meter yang roboh, pekerja tinggal memasang balok selebar 40 meter.

Foke, Kepala Dinas PU DKI Jakarta Ery Basworo, dan pihak kontraktor memastikan robohnya bangunan jembatan akibat senggolan antarbalok, bukan karena kualitas balok. "Mutu kita jamin sesuai standar," kata Foke.

Onasis mengatakan, kerugian akibat jatuhnya lima balok itu diperkirakan mencapai Rp 550 juta. Kerugian itu, katanya, akan diklaim kepada pihak asuransi.

Ketika ditanya apakah penyelesaian pembangunan akan sesuai target, Onasis menyakini bisa. "Kita pesen baloknya dulu. 28 hari baru jadi. Habis itu tinggal pasang baloknya lalu pengaspalan," papar dia.
Sebagian ruas Jembatan Marunda yang sedang dibangun di atas Kali Marunda, Jakarta Utara pada Minggu (11/12/2011) pagi roboh. Jembatan roboh saat dilakukan pemasangan girder atau balok pada strukturnya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Novizal, mengatakan peristiwa itu terjadi pada pukul 03.00 WIB. "Sekitar pukul 03.00 tadi ada bagian jembatan yang sedang dibangun di atas Kali Cakung rubuh," ungkap Novizal, saat dihubungi Minggu siang.

Novizal mengatakan peristiwa itu terjadi saat memasang girder (balok jembatan) pada Minggu dini hari. Saat itu pekerja sedang meletakkan balok jembatan ke-enam yang panjangnya 30,8 meter. "Tapi, karena posisinya tidak sempurna jembatan itu miring dan terguling, lalu menimpa lima balok lainnya yang ada di samping balok itu," ungkap Novizal.

Kini, petugas kontraktor sedang membersihkan puing-puing bekas kejadian itu. Saat ditanyakan apakah ada unsur kelalaian dalam kasus ini, Novizal mengaku pihaknya masih mendalami kasus ini. "Ini murni tanggung jawab kontraktor. Kalau ada kelalaian, kami akan dalami," ujarnya.

Adapun, jembatan Marunda ini dibangun persis di depan rumah susun Marunda. Jembatan ini akan memiliki panjang 120 meter dengan ketinggian 8-10 meter. Ditargetkan pada akhir tahun 2011 ini, jembatan selesai dibangun.


Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar